• RUANG KELUARGA
  • Sedekah Jempol Dulu Yuk!

    Kisah Usang: "Masih Ada Kapal Untuk Pulang"

    Iseng-iseng saya membuka galeri dalam handphone--tempat menyimpan beberapa momen perjalanan yg sempat saya abadikan dalam bentuk foto.
    Satu-persatu kutelisik, hingga akhirnya saya terhenti pada salah satu foto yg mengingatkan pada sebuah Novel karangan seorang sahabat saya, berjudul "Selalu Ada Kapal Untuk Pulang" bernama Randu. Dengan lancang Sayapun "menculik" kalimat dalam judul novel tsb, lalu "mengawinkan" dengan artikel yg pernah saya tulis dalam blog pribadi saya ini beberapa minggu yg lalu. 
    Semoga kanda Randu tidak murka saat melihat tulisan saya ini (hehe... maafkan saya kanda. mungkin sayalah 1 dari beberapa penulis yg "kejam"). Ok, Back to the subject...
     

    "Tak ada gading yg tak retak". Mungkin bidal (peribahasa) ini sudah cukup mewakili untuk menjelaskan kehidupan manusia. Bahwa tak satupun dari kita yg tidak menorehkan jejak "hitam" pada lembaran hidup ini--menodai kodrat kita yg pada hakikatnya terlahir dalam keadaan bersih nan suci seperti kertas putih tanpa coretan. 
    Dan seiring perjalanan usia, cerita pun mulai dituliskan. Bait demi bait, paragraf demi paragraf, sampai akhirnya menjadi 1 kisah usang pada lembaran sejarah yg tak lepas dari noda "hitam". Dan jika meniliknya dari segi durasi, mungkin kita berbeda 1 sama lain dalam menorehkan jejak "hitam" itu. Ada yg lama dan ada hanya singkat saja. 
    Namun perhentian kita akan sama, yaitu penyesalan. Dan sebelum sampai pada perhentian itu, lagi-lagi saya katakan bahwa kita akan menempuh cara dan tahap yg berbeda 1 sama lain. 
    Dan saya melihat cara dan tahap itu sebagai "kapal"--yg akan mengantarkan kita pulang pada kodrat sebagai manusia yaitu bersih, setelah mengarungi samudra penyesalan (sebut saja taubat) dengan kesungguhan. 
    Dan jejak "hitam" itu, kelak akan jadi mutiara berharga bagi orang2 di sekitar kita untuk dijadikan pelajaran. Maka kitalah "mentari" yg akan memberi terang.
     

    Mengulang kembali kalimat saya bahwa; 
    ***Setiap kita adalah mentari yg terbit dari ufuk hitam masa lalu. Maka terbenamlah dengan selaksa lembayung senja yg mengindahkan selalu.***
     

    Maka mari kita "pulang" kawan...! Sebelum hari berganti "malam". Mumpung "masih ada kapal untuk pulang..."
    **********************************************************************************

    Oleh: Panglima Kumbang

    {Cek IG; suara_pengembara}

    Berdasarkan Label: , , , , ,

    Napak Tilas

    iNuPEDIA merupakan warung online yang informatif. Karena selain menjajakan produk tertentu, iNuPEDIA juga menyajikan ragam informasi bermanfaat yang berasal dari sumber terpercaya dan akurat. Melalui media ini... >> Baca Lanjutannya.

    Jangan Sungkan Bercuap-cuap...

    Buatlah Aku Tau Atas Apa Yang Kau Tau. Dan Pun Sebaliknya.

    JANGAN SUNGKAN

    Menu :

    Ikuti iNuPEDIA = Anda Dapat 1 Follower