Sebuah foto menangkap adegan seorang pria yang sedang berjongkok,
menghadap tembok. Kepalanya menunduk, satu tangannya mencengkeram beton.
Jas putih panjang yang dikenakan menjadi penanda, ia adalah seorang dokter atau paramedis.
Foto tersebut diunggah dan menyebar lewat situs jejaring sosial Facebook, juga Reddit. Mengundang ribuan komentar.
"Pria dalam foto itu sedih tak bisa menyelamatkan pasiennya," demikian kalimat yang menyertai foto seperti dikutip dari
News.com.au,
Sabtu 21 Maret 2015.. Pria dalam foto, juga sang pengunggah, adalah
dokter di unit gawat darurat di California, Amerika Serikat.
"Meski
kejadian tersebut (kematian pasien) biasa kami hadapi. Biasanya pasien
yang meninggal sudah berusia lanjut, sakit parah, atau kombinasi
keduanya," tambah si pengunggah.
Mengapa dokter dalam foto tersebut terlihat begitu terpukul?
Ini alasannya: "Pasien yang meninggal baru berusia berusia 19 tahun. Itu adalah pukulan luar biasa bagi sang dokter."
Setelah
beberapa menit menumpahkan emosinya di dekat pagar beton, dokter dalam
foto balik ke ruangan. Dengan kepala tegak. Siap kembali bertugas.
Foto tersebut menuai simpati banyak orang. "Aku kehilangan ayahku tahun lalu akibat pecahnya pembuluh darah aorta (
aortic dissection).
Awalnya ia mengeluhkan sakit tak terkira di dadanya, dan hanya dalam
hitungan jam, ia meninggal dunia. Ayahku masih muda, 49 tahun," tulis
seorang pengguna Reddit J-HOF.
"Para dokter meyakinkan kami, dia
akan baik-baik saja. Ayahku berpulang saat dokter sedang
menanganinya...dan mereka (paramedis) terlihat terpukul. Itu terlihat
jelas di mata mereka. Setelah kejadian itu, berulang kali mereka
menelepon ke rumah, menanyakan kabar keluarga kami."
Sejumlah anak dokter dan paramedis juga mengungkap cara orangtua mereka menghadapi trauma.
"Ayahku
dokter di unit gawat darurat, seingatku, ia selalu bekerja pada malam
hari. Ia jarang berbicara tentang pasiennya, tak mau mengungkap hal-hal
mengerikan di meja makan keluarga," tulis pengguna Reddit LivinBandit.
"Meski
jarang terjadi, ada saat-saat di mana ia pulang, lalu menangis di
lengan ibuku karena ada pasien yang tak bisa ia selamatkan. Betapapun
kerasnya upaya yang telah dilakukan ayahku... Ia tak menyadari bahwa
kami, anak-anaknya menyaksikan adegan itu. Melihat ayahku menangisi
pasiennya justru membuatku makin menghormatinya."
Ada juga
komentar yang datang dari paramedis. Sebut saja Facetus. Menulis di
Reddit, ia mengaku sempat berpikir untuk keluar dari pekerjaannya.
Bebannya terlalu berat.
Namun, foto dokter yang diduga sedang
menangis itu mengubah niatnya. "Aku tahu persis apa yang dirasakan
dokter tersebut. Anehnya, meski foto tersebut mengingatkan tentang
momentum menyedihkan, dan membangkitkan kenangan pahit, aku justru
merasa bahagia dengan pilihan karirku menjadi dokter. Aku merasa ada
kaitan antara foto dokter tak dikenal, serta komentar dan reaksi di
Reddit yang membuatku merasa: kami, para dokter, melakukan hal
berharga."
=========================================================================
Sumber : liputan6.com