• RUANG KELUARGA
  • Sedekah Jempol Dulu Yuk!

    Coretan Lusuh: "Kita Yang Tanpa Rencana"

    Saya terus mempercepat langkah kaki--di tengah terik matahari yang seakan tiada iba melihatku, dengan bulir keringat yang terus mengucur dari pelipis hingga ke leher. Bahu seakan terasa patah karena tas ransel yang berisi buku-buku, terus menggantung di punggung sepanjang perjalanan pulang dari kampus. sampai ketika saya memasuki
    sebuah gang kecil menuju kontrakan, tiba-tiba langkahku terhenti oleh isak tangis seorang gadis kecil berseragam putih-biru. Dia tertunduk membenamkan wajahnya pada kedua lengan yang bertumpu pada kedua lutut mungilnya di ujung lorong. Kemudian saya memelankan langkah perlahan menghampiri--berniat mencari tahu gerangan apa yang sedang berlaku padanya. Selembut mungkin saya memegang bahunya--meyakinkan bahwa kehadiran saya tak lebih karena sebuah rasa empati, lalu duduk tepat sampingnya. Dia pun mengangkat wajahnya pelan, memperlihatkan sepasang bola mata indahnya--yang kini sebak dan memerah karena air mata. Lalu saya ditatapnya dengan isak yang ditahan, seakan berucap "Jangan pedulikan saya". Sayapun mulai beranikan diri untuk menanyai gadis belia yang tengah dirundung gulana itu. "Kamu kenapa De'..?? Tanyaku lembut.
    Tanpa sepatah kata yang keluar dari bibirnya--dia pun berdiri dan memberikan selembar kertas yang sedikit kumal dan basah oleh air matanya, dia pun berlalu seketika. Tanpa mempedulikan saya--yang tengah diselimuti sejuta kebingungan dan ribuan tanda tanya yang berkecamuk dalam kepala. Saya hanya terus memandangi kepergiannya yang semakin menjauh dengan langkah-langkah kecilnya dan kemudian hilang dari pandangan.
    Saya masih belum bangkit dari duduk. Lama tercenung, lalu perlahan saya buka lembaran kertas milik gadis kecil tadi-- yang ia berikan sebelum pergi. "Apa ini...?" pikirku. Saya pun membaca goresan demi goresan yang tergurat dalam kertas itu...
    ++=========================++

    **Kita Yang Tanpa Rencana**

    Bahkan tak pernah sekalipun ku mengiba kepada takdir
    Agar kita dipertemukan lalu saling mengenal
    Tapi inilah yang berlaku~
    Kau perkenalkan aku akan arti kerinduan
    Dan rasa takut pada sesuatu bernama kehilangan
    Bahkan ku belum sempat berterima kasih pada sang waktu
    Yang begitu banyak sudah pergantian yang kita lewati
    tanpa perhentian~
    Menuliskan cerita tentang cinta, rasa dan karsa
    yang hanya mengisahkan antara kita dan bahagia
    di singgasana agung, suci nan mulia
    seperti janji yang terikrar di rumah kita
    Tapi sekali ini...
    biarlah aku sambangi celah waktu terbijaksana
    meski langkah harus terseok pada lorong-lorong nista
    Akan ku emiskan welas asih dari sang takdir
    Biar mewujud satu karsa --yang tlah terukir di lembaran asa
    Sekalipun yang ku tahu~
    Bahwa cerita yang tlah kita tuliskan pada silam
    Hanyalah satu kisah tanpa rencana~
    Tapi perhentian yang kumohonkan
    Hanyalah untuk aku, kau dan kita
    Selamanya...
    =========================================================================

    Berdasarkan Label: , , , ,

    Napak Tilas

    iNuPEDIA merupakan warung online yang informatif. Karena selain menjajakan produk tertentu, iNuPEDIA juga menyajikan ragam informasi bermanfaat yang berasal dari sumber terpercaya dan akurat. Melalui media ini... >> Baca Lanjutannya.

    Jangan Sungkan Bercuap-cuap...

    Buatlah Aku Tau Atas Apa Yang Kau Tau. Dan Pun Sebaliknya.

    JANGAN SUNGKAN

    Menu :

    Ikuti iNuPEDIA = Anda Dapat 1 Follower