• RUANG KELUARGA
  • Sedekah Jempol Dulu Yuk!

    Cerpen: "Tangisan Terakhir"


    “Abi ayo cepat hari ini nur upacara apalagi nur sebagai protokol, nanti kalo gak ada nur upacaranya bisa hancur dong” pinta Nur pada abinya.
    “Iya nak abi bawa motornya secepat mungkin” jawab abinya.
    Sesampainya di sekolah, sebelum nur memasuki gerbang sekolah.
    “Nur… sini dulu bentar.” Pangil abinya
    “Ada apa bi?”
    “Ini pesan abi jika abi tak panjang umur lagi, tolong jaga’in fatimah ya. jangan kamu sia-siakan adik dan keluarga kamu, sesungguhnya mereka akan melindungi kamu”.
    “Ih abi tak boleh ngomong gitu lah”
    “Tolong jaga pesan abi”
    Dan abinya pun pergi meninggalkan sekolah nur. nur pun berjalan menuju ke kelasnya
    “Nur…” Teriak nina pada nur.
    “Apa sih nin?”
    “Abimu… abimu”
    “Emangnya abiku kenapa?”
    “Abimu kecelakaan”
    “Bohong kamu?”
    “Ciuz… abi kamu ditabrak sebuah mobil truk sawit”
    “…”
    “Abimu meninggal di tempat”
    Pandangan nur pun mulai kabur, tetesan air mata mulai memenuhi mata dan membasahi pipi nur. ketika itu pandangan nur mulai menghitam dan jatuh tak berdaya di lantai.
    Nur menagis tak henti-henti dan seorang laki-laki separuh baya datang menghampiri nur. “Abi…” Teriak Nur saking gembiranya lalu datang menghampiri abinya sambil memeluknya.
    “Abi jahat… ninggalin umi, nur dan fatimah di dunia.”
    “Abi bukan jahat tapi ini kehendakkan Allah.”
    “…”
    “Abi pergi dulu ya… assalammualaikum”
    “Walaikumsalam abi… jangan niggalin Nur”
    Lalu abinya meninggalkan nur menuju yang namanya sebuah surga.
    Nur pun sadar dari pingsannya, nur pun tak menyangka sekarang ia berada di kamarnya sendiri dan ada uminya, adiknya, bu nirma, nina dan seluruh kawan satu kelas. “Kamu gak apa-apa sayang?” Tanya uminya pada Nur
    “Gak apa-apa kok mi”
    “…”
    “Umi… Tadi abi ada beri pesan untuk nur”
    “Pesan apa?”
    “Pesan abi kalau abi gak panjang umur lagi, tolong jaga’in fatimah. jangan sia-siakan, sesungguhnya adik kamu dan keluargamu adalah pelindungmu”
    Umi dan adiknya yang mendengar pesan abi dari nur menangis tersedu-sedu sambil haru mendengar pesan itu.
    Tiba-tiba hidung nur mengeluarkan banyak darah dan semua yang berada di kamar Nur langsung panik, dan segera membawa nur ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Di perjalanan Nur pun berbicara “Umi tak usah membawa Nur ke rumah sakit.” Ucap nur pada uminya
    “Janganlah… umi dan semua yang ada disini mengkhawatirkan kamu…”
    “Biarlah tangisan nur untuk abi itu menjadi tangisan terakhir nur, dan nur ingin jika nur pergi jangan tangisi nur lagi karena jika kalian menagis nur juga akan menangis dan nur mohon pada umi tolong jagain fatimah seperti pesan abi”
    Dan saat itu juga nur menghembus nafas terakhirnya setelah abinya pergi.
    TAMAT
    Created by: Tiara Rinanty

    Sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-keluarga/tangisan-terakhir.html

    Berdasarkan Label:

    Napak Tilas

    iNuPEDIA merupakan warung online yang informatif. Karena selain menjajakan produk tertentu, iNuPEDIA juga menyajikan ragam informasi bermanfaat yang berasal dari sumber terpercaya dan akurat. Melalui media ini... >> Baca Lanjutannya.

    Jangan Sungkan Bercuap-cuap...

    Buatlah Aku Tau Atas Apa Yang Kau Tau. Dan Pun Sebaliknya.

    JANGAN SUNGKAN

    Menu :

    Ikuti iNuPEDIA = Anda Dapat 1 Follower